Chalil, Muhammad; 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Materi Perairan Laut untuk SMA Kelas X.Tesis, Program Studi Pendidikan Geografi, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Sugeng Utaya, M.Si. (II) Dr. I Nyoman Ruja, SU.

 

Kata kunci: pengembangan, multimedia pembelajaran, perairan laut

 

Materi perairan laut berisi konsep kongkrit dan abstrak yang tidak dapat didefinisikan, sehingga membutuhkan penyajian gambar, video, dan animasi. Gambar dan video memberi pengalaman visual kepada siswa. Visual dapat memperkuat ingatan dan membantu siswa memahami materi. Penggunaan multimedia membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian pesan. Hal ini dikarenakan lebih banyak panca indra yang bekerja. Fakta dan konsep yang disajikan melalui multimedia menghindarkan siswa dari sifat verbalistis. Siswa tidak lagi hanya mampu mengucapkan kata atau konsep, tetapi mengerti maknanya.

Tujuan penilitian dan pengembangan adalah untuk menghasilkan multimedia pembelajaran materi perairan laut untuk siswa kelas X SMA, yang dikemas dalam bentuk compak disc (CD). Penelitian menggunakan model Borg & Gall sebagai prosedur pengembangan. Prosedur yang dilakukan adalah (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) validasi, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk. Uji coba produk dilakukan di SMA Negeri I Malang, dengan subjek uji coba siswa kelas X IIS. Data yang digunakan adalah data kuantitatif yang selanjutnya dideskripsikan dengan teknik deskriptif persentase. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner untuk analisis tanggapan siswa, revisi para ahli, dan uji coba lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil tanggapan siswa dan penilaian guru, produk sudah layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji coba menunjukkan, berdasarkan 10 aspek indikator tanggapan siswa diperoleh persentase kelayakan produk sebesar 85%, artinya produk sudah sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Skor tertinggi diperoleh pada item kejelasan gambar dengan persentase 90%. Skor terendah diperoleh pada item kejelasan video dan animasi dengan persentase 81%, ini artinya tidak ada item pada multimedia yang perlu direvisi setelah uji coba lapangan. Hasil uji coba pemahaman siswa terhadap materi diperoleh nilai rata-rata 83,6. Guru memberikan penilaian terhadap kelayakan produk sebesar 92%.

Multimedia memiliki kelebihan, produk yang dikembangkan telah dinilai oleh ahli materi dan media. Produk yang dihasilkan dapat ditampilkan secara layar penuh sehingga tampilan menjadi lebih menarik. Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami. Multimedia mudah dioperasikan, serta tidak membutuhkan aplikasi khusus untuk membukanya. Materi dalam multimedia disusun berdasarkan sub materi, kemudian dikelompokkan pertopik materi. Berdasarkan komentar yang diberikan siswa, bentuk susunan materi dalam multimedia membuat materi mudah dipahami.