Ramadhani, Annisa Nur. 2015. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP pada Materi Aljabar serta Proses Scaffolding-nya. Tesis, Prodi Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Ipung Yuwono, M.S, M.Sc, (II) Dr. Makbul Muksar, S.Pd, M.Si.

Kata Kunci: analisis kesalahan, aljabar, scaffolding.

 

Saat mempelajari aritmetika siswa hanya mengenal simbol-simbol angka yang mewakili bilangan tertentu dan mereka hanya terfokus pada hasil operasi bilangan tersebut. Padahal saat mempelajari aljabar mereka mulai dikenalkan dengan simbol-simbol huruf yang sifatnya abstrak dan lebih ditekankan pada pemahaman aspek relasi suatu operasi. Oleh karena itu, saat mulai mempelajari aljabar banyak siswa yang melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut harus segera diatasi agar siswa mempunyai persiapan yang baik saat mempelajari materi aljabar berikutnya. Sebelum memberikan bantuan kepada siswa untuk menyadari kesalahannya, perlu untuk dianalisis terlebih dahulu hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan. Salah satu alternatif bantuan yang dapat diberikan kepada siswa ialah scaffolding. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan siswa Kelas VIII SMP saat mengerjakan soal aljabar, penyebab terjadinya kesalahan, serta proses scaffolding yang sesuai untuk membantu siswa menyadari kesalahannya.

Untuk mencari subjek yang akan diberi scaffolding dan diwawancarai, peneliti memberikan soal tes aljabar kepada seluruh siswa Kelas VIIIA dan VIIIB. Peneliti memilih dua subjek pada masing-masing tipe kesalahan. Jawaban yang dituliskan oleh subjek dianalisis menggunakan teknik analisis yang terdiri dari dua kegiatan, yaitu mendaftar dugaan-dugaan penyebab kesalahan dan menyusun rencana metode untuk membuat siswa menyadari kesalahannya dan dapat menuliskan jawaban yang benar dengan mengacu pada pedoman scaffolding. Berdasarkan hasil scaffolding, peneliti menetapkan penyebab kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan temuan di lapangan, peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan siswa Kelas VIII SMP pada materi aljabar. Kesalahan siswa dalam memahami makna variabel yaitu anggapan bahwa variabel adalah sesuatu yang harus dicari nilainya atau variabel sebagai bilangan tertentu. Penyebab kesalahan siswa dalam memahami makna variabel yaitu: (1) kegagalan dalam mengaitkan soal dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya, (2) ketidakmampuan berimajinasi tentang kemungkinan-kemungkinan nilai variabel, atau (3) kurangnya penguasaan materi aritmetika dasar. Kesalahan-kesalahan prosedural pada materi aljabar yang dilakukan oleh siswa, yaitu: (1) ada suku pada bentuk aljabar yang tidak dikalikan dengan bilangan pengali, (2) hasil penjumlahan bentuk aljabar dituliskan berupa penggabungan setiap suku yang ada, atau (3) penyederhanaan bentuk aljabar secara asal-asalan. Penyebab kesalahan prosedural yang dilakukan oleh siswa yaitu: (1) kegagalan dalam mengaitkan soal dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya, (2) terpengaruh dengan pengetahuannya saat mempelajari aritmetika, yaitu terfokus pada hasil yang berupa bilangan tertentu (3) ketidaktelitian dalam mengoperasikan bentuk aljabar, (4) kurang menguasai prosedur menyederhanakan bentuk aljabar yang berupa pecahan, (5) tidak mampu memfaktorkan bentuk aljabar. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan persamaan linier satu variabel yaitu tidak “mengubah tanda” saat melakukan “pindah ruas”. Penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan persamaan linier satu variabel adalah: (1) penggunaan “pindah ruas” tanpa mengecek dengan konsep “pindah ruas” yang benar atau (2) kurangnya penguasaan materi aritmetika dasar. Untuk membantu subjek menyadari kesalahannya dan dapat menuliskan jawaban yang tepat, peneliti memberikan scaffolding level 2, yaitu reviewing dan restructuring. Setelah subjek diberikan scaffolding, mereka sudah tidak melakukan kesalahan lagi atau setidaknya kesalahannya berkurang. Pada kasus kesalahan dalam memahami makna variabel, subjek sudah mulai mendaftar kemungkinan-kemungkinan nilai variabel namun masih belum dapat membuat kesimpulan. Pada kasus kesalahan prosedural, subjek sudah mampu mengalikan dan menjumlahkan bentuk aljabar namun ketika menyederhanakan bentuk aljabar yang berupa pecahan, mereka mengabaikn syarat bahwa penyebut tidak boleh nol. Pada kasus kesalahan dalam menyelesaikan persamaan linier satu variabel, subjek sudah mampu mendapatkan selesaian dengan tepat.