[pullquote]         Sabtu lalu (20/10) telah dilangsungkan Seminar Nasional (Semnas) Nitisastra III di Aula Gedung H3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Seminar Nitisastra merupakan seminar tahunan yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UM yang bertujuan untuk membahas isu-isu di dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

            Semnas Nitisastra III kali ini mengusung tema tentang pembelajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang diwadahi dalam judul “Mengukuhkan Jati Diri Bahasa dan Budaya Indonesia Melalui Pembelajaran BIPA pada Era Milenia”. Tema besar tersebut dibagi menjadi 13 subtema, yaitu (1)  Sastra dan Budaya Indonesia sebagai Sumber Pembelajaran BIPA, (2) Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran BIPA yang Kreatif serta Inovatif, (3) Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran BIPA, (4) Kurikulum dan Problematika Pembelajaran BIPA, (5) Pengembangan Evaluasi dalam Pembelajaran BIPA, (6) Pemanfaatan Potensi Lingkungan dalam Pembelajaran BIPA dan Pendidikan Bahasa, (7) Problematika Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada Era Digital, (8) Media dan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Era Digital, (9) Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Mendukung Industri Kreatif, (10) Penelitian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (11) Kajian Bahasa dengan Berbagai Teori Kontekstual, (12) Kajian Budaya dalam Perspektif Bahasa atau Sastra Indonesia, dan (13) Kajian Sastra dengan Berbagai Teori Kontekstual 

            Terdapat tiga pemateri utama sebagai pembicara kunci. Pemateri pertama adalah Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum, dosen pembina BIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menyampaikan materi tentang “Malam Indonesia: Sepotong Cerita Integrasi Bahasa dan Budaya Indonesia dalam Pembelajaran BIPA di Negeri Jerman”. Ada kutipan yang menarik dari beliau, yakni “BIPA itu seperti pintu Doraemon untuk saya. Melalui BIPA, saya bisa pergi ke negara yang tidak saya duga sebelumnya,”. Materi kedua disampaikan oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd, dosen Universitas Negeri Surabaya yang telah merasakan asam garam negeri gingseng, Korea, selama 4 tahun. Beliau menyampaikan materi dengan judul “Pembelajaran BIPA Berbasis Kehidupan”. Materi terakhir disampaikan oleh guru besar Pembelajaran BIPA Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Imam Suyitno, M.Pd dengan judul “Penerapan Norma Pedagogis dan Sikap Etis dalam Pembelajaran BIPA: Jangan Menjual Indonesia”. Menurut beliau, BIPA adalah pintu gerbang. Tetapi, bukalah pintu sewajarnya saja. Ketiga pemateri tersebut dimoderatori oleh Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd, Direktur BIPA Universitas Negeri Malang.

            Acara ini dibuka langsung oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UM, Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. Acara juga dimeriahkan oleh pengisi acara pendukung seperti Paduan Suara Mahasiswa Swara Satata Ҫakti UM, para penari dari Griya Sastra jurusan S1 Sastra Indonesia Fakultas Sastra UM, dan musik puisi. Setelah sidang utama, acara dilanjutkan dengan sidang paralel yang diikuti oleh para pemakalah dan peserta dari seluruh penjuru nasional. Ada 70 judul makalah yang disidangkan pada sidang paralel kali ini.

            Dengan diadakannya acara ini, panitia berharap bahwa bahasa Indonesia utamanya melalui BIPA bisa menjadi garda terdepan dalam memperkuat jati diri bangsa. “Semoga dengan telah  terselenggaranya Semnas Nitisastra III, dapat  kita peroleh manfaat dalam mengembangkan gagasan, pemikiran, dan ide dalam pembelajaran bahasa Indonesia. harapan lainnya yakni mengukuhkan posisi bahasa Indonesia dan budaya Indonesia melalui pembelajaran BIPA pada era millenial dengan tujuan untuk kepentingan politik, ekonomi, dan kemajuan pembelajaran, “ tandas Bambang Prastio, ketua pelaksana Semnas Nitisastra III.

 

Penulis :  Dina Nisrina, 24 tahun. Saat ini sedang menempuh studi sebagai mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Dokumentasi : Dwi, Perdana, Dina

[/pullquote]