Ismail, Bruno. 2014. Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran pada Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal(3T) (Studi Multisitus pada UPTD Kecamatan Elar dan UPTD Kecamatan Borong di Kabupaten Manggarai Timur, NTT). Pembimbing: (1) Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd., (2) Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin, M.Pd.

 

Kata Kunci: supervisi akademik, pengawas sekolah, daerah 3T

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Sejalan dengan itu, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal prinsip dalam mengatasi menurunnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya sumber daya manusia hanya akan berubah melalui pengelolaan pendidikan secara profesional. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah melalui supervisi pengawas sekolah.

Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pembelajaran. Program itu pada hakikatnya adalah untuk membantu guru dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan supervisi yang terorganisasi dengan baik agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Pelaksanaan supervisi akademik yang efektif harus didukung oleh kompetensi yang memadahi dari seorang supervisor. Pengawas sekolah selaku supervisor hendaknya menguasai kurikulum, metode, pendekatan,evaluasi dan media pembelajaran. Dengan kompetensi pengawas sekolah tersebut diharapkan dapat membantu para guru untuk meningkatkan kemampuannya sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat yang tercermin pada kualitas peserta didik di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikategorikan sebagai daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) perencanaan program supervisi akademik, (2) pelaksanaan supervisi akademik, (3) orientasi perilaku supervisi akademik, dan (4) masalah-masalah dalam pelaksanaan supervisi akademik di Kecamatan Elar dan Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan prosedur induksi analitik termodifikasi melalui rancangan studi multisitus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan (1) wawancara mendalam, (2) observasi partisipan, dan (3) studi dokumentasi. Informan diambil melalui teknik sampling purposive. Wujud data adalah kata-kata, catatan, laporan dan dokumen yang diperoleh dari Koordinator pengawas, anggota pengawas, kepala sekolah dan guru di UPTD Kecamatan Elar dan UPTD Kecamatan Borong.Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan derajad kepercayaan, derajad keteralihan, derajad ketergantungan dan derajad kepastian.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan supervisi dilakukan secara terpusat pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur. Perencanaan dilakukan oleh pengawas di tingkat kabupaten, termasuk menentukan program-program supervisi pada masing-masing unit pelayanan teknis dinas (UPTD). Perencanaan yang terpusat tidak mengakomodir faktor topografi serta tidak mengakomodir kebutuhan masing-masing UPTD. Perencanaan juga tidak menyesuaikan anggaran berdasarkan topografi masing-masing UPTD, (2) supervisi dilakukan dengan menggunakan instrumen yang diturunkan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur. Supervisi di kecamatan Elar tidak dilakukan secara rutin seperti yang dijadwalkan, sedangkan supervisi di Kecamatan Borong dilakukan secara rutin sesuai perencanaan. Koordinator Pengawas Kecamatan Borong membekali pengawas dengan pengetahuan-pengetahuan teknis sebelum melakukan supervisi, (3) orientasi perilaku supervisi yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi adalah direktif. Pengawas mendatangi sekolah-sekolah binaan dan melakukan supervisi pembelajaran, (4) masalah-masalah dalam pelaksanaan supervisi akademik meliputi: (a) kondisi topografi yang menyebabkan sulitnya pengawas mencapai sekolah-sekolah binaan, (b) terbatasnya sarana transportasi penunjang sehingga pengawas sulit menjangkau sekolah-sekolah binaan secara rutin, (c) kompetensi pengawas umumnya masih rendah sehingga pengawas kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada sekolah binaan.

Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa perencanaan supervisi akademik perlu memperhatikan faktor topografis, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pengawas, dan sarana penunjang pelaksanaan supervisi. Hal tersebut di atas sangat penting agar pelasanaan supervisi akademik di Kabupaten Manggarai Timur berjalan secara efektif yang tercermin pada peningkatan kemampuan para guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah. Sebagai akibatnya tentu dapat dilihat pada output lulusan yang berkualitas.