Salam, Nur (2015): Ideal Teachers of English as Perceived by Students of Senior High School and University

Disertasi, Program Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Malang.

Pembimbing: (1) Prof.H.Ali Saukah, MA; Ph.D (2) Dr. Sri Rachmajanti, M.Pd; DIPL TESL.; (3) Drs. Fachrurrazy, M.A.; Ph.D.

Kata kunci: guru bahasa Inggris ideal, persepsi (maha)siswa, siswa SMA, mahasiswa dan atribut guru bahasa Inggris

 

Studi ini memaparkan atribut profesional, kepribadian, sosial, kepemimpin-an dan interaksi dalam kelas dari pengajar bahasa Inggris yang diharapkan oleh siswa SMA dan mahasiswa. Dengan mengetahui atribut-atribut ini, pengajar baha-sa Inggris diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan bahasa Inggris dan ketrampilan mengajar bahasa, merancang kegiatan belajar mengajar, menyiapkan bahan ajar, mengetrapkan metode mengajar yang sesuai, memotivasi (maha)siswa untuk lebih serius dalam belajar, mengelola kelas, membangun hubungan yang baik dengan (maha)siswa, memberi masukan pada pekerjaan (maha)siswa dan akhirnya membantu mereka untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Dalam penelitian ini, lima set pertanyaan disampaikan kepada informan yang mempunyai prestasi akademik tinggi, sedang dan rendah untuk menemukan lima atribut pengajar bahasa Inggris yang mereka dambakan di masing-masing kategori.

Penelitian ini dilaksanakan di tiga SMA dan tiga universitas yang berbeda. Pemilihan tiga SMA ini tidak saja didasarkan pada jurusan yang dimilikinya tetapi juga jumlah siswanya. Sedangkan untuk pemilihan universitas didasarkan pada predikat akreditasi institusinya, jumlah fakultas dan jumlah mahasiswa yang dimilikinya. Kemudian, informannya diseleksi dari siswa di semua jurusan yang ada di tiga SMA tersebut dan mahasiswa di tiga universitas. Dalam hal ini, pene-liti meminta bantuan para Kepala Sekolah masing-masing SMA dan Ketua Jurus-an Bahasa Inggris di masing-masing universitas untuk memilih (maha)siswa di lembaga mereka yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain itu, informan harus termasuk dari salah satu kelompok (maha)siswa yang memiliki prestasi akademis tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, peneliti bisa memperoleh informan dari level pendidikan dan dari level kemampuan bahasa Inggrisnya yang berbeda.

Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, berdasarkan tingkat pendidikan informan, semua siswa SMA dan mahasiswa sepakat bahwa semua pengajar baha-sa Inggris seharusnya mengikuti pelatihan profesional tetapi mereka mempunyai alasan yang berbeda. Selanjutnya, penemuan di atas benar-benar sama dengan penemuan yang dilihat berdasarkan tingkat ketrampilan berbahasa Inggris (maha)-siswa. Kedua, ketika atribut kepribadian pengajar bahasa Inggris dilihat dari ting-kat pendidikan peserta didik, semua siswa SMA dan mahasiswa mengharapkan pengajar bahasa Inggris yang berkualitas dan komunikatif. Sedangkan atribut ba-nyak akal sangat diinginkan oleh siswa SMA. Ketika atribut tadi dilihat dari ting-kat ketrampilan bahasa Inggrisnya, semua siswa SMA dan mahasiswa yang mem-punyai prestasi akademik tinggi, sedang dan rendah berharap untuk memiliki peng-ajar bahasa Inggris yang benar-benar berkualitas. Namun demikian, penga-jar bahasa Inggris yang siap, motivator, dan humoris masing-masing secara beru-rutan diharapkan oleh (maha)siswa yang berprestasi akademik tinggi, sedang dan rendah.

Ketiga, ketika atribut social pengajar bahasa Inggris dilihat dari tingkat pen-didikan (maha)siswa, semua mahasiswa dan siswa SMA mendambakan pengajar bahasa Inggris yang dekat dengan mereka dan mengerti kepribadian mereka. Se-dangkan ketika atribut social itu dilihat dari tingkat ketrampilan bahasa Inggris (maha)siswa, semua (maha)siswa yang mempunyai prestasi akademik tinggi men-dambakan guru bahasa Inggris yang adil. Sedangkan (maha)siswa yang berpres-tasi akademik sedang mengharapkan pengajar bahasa Inggris yang kooperatif dan (maha)siswa yang prestasi akademiknya rendah lebih mengharapkan guru bahasa Inggris yang perhatian.

Keempat, sehubungan dengan atribut kepemimpinan pengajar bahasa Ing-gris, semua (maha)siswa mempunyai persepsi positif kepada pengajar bahasa Ing-gris yang mampu memenej kelasnya, membawa (maha)siswa ke lingkungan bela-jar yang lebih baik, mengatasi tabiat (maha)siswa yang kurang baik. Sedangkan pengajar bahasa Inggris yang mampu membantu (maha)siswa untuk mengerti tu-gas utamanya sebagai (maha)siswa dan memberi kesempatan kepada mereka be-kerja secara mandiri. Dan (maha)siswa yang prestasi akademisnya sedang mem-punyai persepsi positif kepada pengajar bahasa Inggris yang mampu menolak un-tuk mengajarkan bahan ajar yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Selain itu, (maha)siswa yang berprestasi akademik tinggi, lebih menyukai pengajar bahasa Inggris yang berani ambil resiko dalam keputusannya.

Kelima, sehubungan dengan atribut interaksi kelas yang dilihat dari tingkat pendidikan (maha)siswa, semua (maha)siswa menginginkan pengajar bahasa Ing-gris yang selalu menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar, selalu memo-tivasi (maha)siswa untuk selalu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan yang selalu memberi kritik kepada performa akademisnya dan yang mau memberi masukan apabila ada yang kurang pada pekerjaannya, mampu menarik perha-tian (maha)siswa pada pelajarannya dengan menggunakan alat peraga yang bermacam-macam. Yang menakjubkan, ketika persepsi (maha)siswa tadi disban-dingkan berdasarkan pada tingkat kretrampilan bahasa Inggrisnya, ternyata tidak ada perbedaan antara persepsi (maha)siswa yang berprestasi akademik tinggi, sedang maupun rendah. Walaupun mereka mempunya pilihan yang sama tetapi mempunyai alasan yang berbeda.

Akhirnya, untuk mencapai keberhasilan (maha)siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris, studi ini menyarankan pengajar Bahasa Inggris untuk mengikuti pelatihan profisional dan dalam proses belajar mengajar mereka perlu mempertim-bangkan tingkat pendidikan (maha)siswa dan tingkat ketrampilan bahasa Inggris-nya. Kemudian, institusi penyelenggara penddikan guru menyiapkan dosen-dosen yang berkualitas, kurikulum dan fasilitas pendidikan serta mengadakan berbagai macam pelatihan bahasa Inggris. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenristekdikti untuk selalu memonitor dan mengevaluasi Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.