PENGARUH MANAJEMEN STRATEGIS DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR (DALAM PERSPEKTIF TEORI INSTITUSIONAL)

Masalah

Kinerja perusahaan dengan fokus pada pertumbuhan perusahaan selalu sangat penting dan menarik untuk diangkat menjadi topik penelitian. Perusahaan diibaratkan manusia, memiliki fase-fase kehidupan seperti lahir, bertumbuhkembang, dan mati. Namun, kematian untuk keduanya berbeda. Kematian bagi makhluk hidup adalah mutlak atau absolut, tetapi kematian perusahaan adalah pilihan. Tentu saja tidak ada perusahaan yang menginginkan berada dalam fase kematian atau kegagalan, tetapi sebaliknya menginginkan perusahaan untuk selalu berada pada grafik yang selalu bertumbuh.

Pertumbuhan kinerja perusahaan berbicara mengenai peningkatan uitilisasi optimal berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai yang dapat memuaskan para pemangku kepentingan (stakeholders). Untuk mencapai pertumbuhan tersebut maka perusahaan harus konsisten dalam menghasilkan kinerja yang memuaskan berbagai pemangku kepentingan yang berbeda. Alasanya, pertumbuhan kinerja sebelumnya membutuhkan adanya pertumbuhan sumber daya yang dikelola perusahaan dimana berbagai sumber daya ini berasal dari para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, perusahaan harus memuaskan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan tambahan sumber daya. Kinerja yang memuaskan tersebut mengacu pada kinerja perusahaan yang melebihi rata-rata atau bahkan kinerja superior dimana kinerja ini hanya dapat dicapai oleh perusahaan yang mampu menghasilkan keunggulan kompetitif.

Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja di atas rata-rata, namun dua hal yang paling krusial dan esensial adalah melakukan internalisasi perubahan atau menerapkan strategi yang tepat secara efektif yaitu menerapkan manajemen strategis dan akuntansi manajemen strategis yang pada dasarnya diciptakan untuk tujuan tersebut. Strategi yang tepat dan terimplementasi dengan efektif merupakan alat pertahanan hidup perusahaan yang paling penting karena dalam upaya untuk menghasilkan keunggulan kompetitif dan mencapai kinerja tersebut terdapat realita yang harus dihadapi oleh perusahaan berupa ketidakpastian lingkungan yang dikarakteristikan dengan kelangkaan sumber daya, adanya berbagai tekanan yang besar, dan mahalnya biaya transaksi yang merupakan akibat dari adanya hiperkompetisi. Istilah hiperkompetisi digunakan oleh Hitt, Keats, dan DeMarie (1998) untuk menggambarkan adanya pemandangan bersaing baru (new competitive landscape) yaitu persaingan yang sangat pesat dan manuver strategis yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi dan revolusi teknologi.

Lingkungan yang demikian dapat menyebabkan penurunan atau ketidakmampuan untuk mencapai profitabilitas perusahaan jika perusahaan tidak memiliki strategi yang tepat dan melaksanakan strategi tersebut secara efektif karena kontribusi pemangku kepentingan dimotivasi oleh apa yang dapat perusahaan berikan sebagai hubungan timbal balik (reciprocal relation) sehingga stakeholders yang merasa dikecewakan oleh perusahaan dapat memutuskan untuk berhenti berkontribusi. Pengabaian terhadap hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan atau siklus kematian.

Dengan melakukan perubahan khususnya perubahan evolusioner, kinerja perusahaan dapat tercapai atau bertahan hidup dan bertumbuh walaupun berada di dalam ketidakpastian lingkungan. Hal tersebut dikarenakan:

Perubahan secara normal direncanakan untuk memperbaiki empat tingkatan berbeda yang saling bergantung (interdependent) yang terdiri atas sumber daya manusia (kahlian dan kemampuan), sumber daya fungsional (struktur, budaya, dan teknologi fungsional), kemampuan teknologi (kecanggihan), dan kemampuan organisasi (struktur dan budaya) sehingga tercapai efektivitas (Jones, 2013:296).

Implementasi strategi yang efektif melibatkan proses pemikiran strategis (strategic thinking atau strategy formulation) dan evaluasi strategi (strategy evaluation) atau dikenal dengan manajemen strategis. Tidak hanya itu, implementasi strategi yang efektif mempertimbangkan biaya dan manfaat strategis atau melaksanakan strategic cost and benefit analysis yang merupakan keharusan bagi perusahaan yang berorientasi laba. Sistem akuntansi manajemen strategis yaitu strategic activity based management (SABM) memfasilitasi perusahaan untuk menganalisa dan memahami biaya strategis yang merupakan kunci keberhasilan strategi seperti yang dinyatakan oleh Waweru (2010) bahwa “analisa dan memahami struktur biaya perusahaan sebagai kunci sukses dalam mengembangkan strategis-strategi yang sukses”.

Manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis memiliki keterkaitan. Secara historis kemunculan akuntansi manajemen strategis dipicu oleh kebutuhan para manajer akan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan strategis.

Proses akuntansi manajemen strategis memiliki variasi dan ditekankan bahwa proses ini sangat berlandaskan persepsi manajemen strategis dikarenakan adanya fakta bahwa Akuntansi Manajemen Strategis (SMA) dengan teknik-tekniknya bermaksud menjadi sebuah dukungan informasi untuk keputusan strategis, jangka panjang dan berorientasi eksternal yang lebih dominan (Juras, 2014:81).

Berdasarkan teori insitusional (institutional theory), kinerja perusahaan dapat tercapai ketika aktivitas perusahaan menjadi legitimate atau kongruen dengan nilai-nilai sosial di lingkungannya. Jones (2013:337) menyatakan bahwa “teori insitusional mempelajari bagaimana organisasi dapat meningkatkan kemampuannya untuk bertahan hidup dan selamat dalam lingkungan yang kompetitif dengan menjadi legitimate, yaitu diterima, dapat diandalkan, akuntabel, dalam pandangan para pemangku kepentingan”.

Teori ini (teori institusional) 1) memandang proses dimana struktur-struktur, termasuk skema, aturan, dan rutinitas, dibangun sebagai panduan otoritatif untuk perilaku sosial dan 2) mempertanyakan bagaimana elemen-elemen tersebut diciptakan, didifusikan, diadopsi, dan diadaptasi sepanjang ruang dan waktu dan bagaimana elemen-elemen tersebut menuju penurunan dan tidak digunakan (Scott, 2004:2).

Perilaku sosial yang dimaksud mengacu pada isomorfis dimana perusahaan menyerupakan diri dengan perusahaan lain sebagai respon terhadap berbagai tuntutan sosial untuk menyelaraskan diri terhadap lingkungannya dengan menginstitusionalisasikan simbol legitimasi yang serupa. Simbol legitimasi yang dimaksud yaitu manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis. Adanya berbagai tuntutasn sosial tersebut dapat dipandang secara berbeda oleh strategist perusahaan dan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan mereka. Variasi cara pandang tersebut menghasilkan beberapa konsepsi mengenai insitusionalisasi yang berisi penggerak insitusionalisasi. Hal tersebut akan menentukan sejauh mana simbol legitimasi yang serupa digunakan sepanjang waktu yang akhirnya membawa dampak pada isomorfisme yang dapat meningkatkan kongruensi perusahaan terhadap nilai atau norma sosial di lingkungannya.

Penelitian mengenai pengaruh sistem akuntansi manajemen strategis dan manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan dalam perspektif teori institusional sejauh ini sangat sedikit dan tidak memberikan bukti empiris. Dimulai dari penelitian mengenai manajemen strategis, penelitian mengenai manajemen strategis terhadap kinerja dengan menggunakan perspektif teori insitusional sejauh ini belum ditemukan. Penelitian Raynard, Johnson, dan Greenwood (2015) menggunakan teori insitusional konsep diambil-untuk-diberikan (taken for granted) untuk mendespkripsikan proses penciptaan realita manajer senior.

Pengaruh dan hubungan antara manajemen strategis dan kinerja perusahaan juga masih terdapat kontradiksi. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Pearce, J. A., Freeman, E. B., dan Robinson, R. B. (1987) bahwa “pengaruh perencanaan strategis formal terhadap efektivitas organisasi tetap menjadi masalah yang belum terselesaikan”.  Kontradiksi tersebut diketahui dari penelitian Falshaw, J. R., Glaister, K. W., dan Tatoglu, E. (2006) dan Robinson dan Pearce II (1983) yang menujukkan bahwa tidak ada hubungan antara proses perencanaan formal dan kinerja perusahaan, sedangkan penelitian Dibrell, C., Craig, J. B., dan Neubaum, D. O. (2014) menujukkan hasil sebaliknya walaupun hubungan tidak langsung melalui inovasi.

Penelitian mengenai akuntansi manajemen strategis, penelitian yang ada menujukkan bahwa institusionalisasi sistem akuntansi manajemen strategis sampai saat  ini masih kontroversial. Hal tersebut diketahui dari pernjelasan Nixon dan Burns (2012) yang mengacu pada Jorgensen dan Messner (2010), Nixon, dkk (2011) dan Seal (2010:107). Walaupun demikian, kedua pernyataan kontradiktif tersebut sejauh ini masih belum dilakukan penelitian.

Beberapa penelitian mengenai akuntansi manajemen dengan menggunakan teori institusional diketahui dilakukan oleh Scapens (1994), Burns dan Scapens (2000), Granlund (2001), Riberio dan Scapens (2004), Guerreiro, Pereira, dan Frezzati (2006), dan Scapens dan Varoutsa (2010). Penelitian tersebut menggunakan teori insitusional baru dan lama, namun penelitian tersebut tidak menujukkan pengaruh institusionalisasi sistem akuntansi manajemen strategis.

Selanjutnya mengenai tingkat pengadopsian akuntansi manajemen strategis yang kontradiktif. G.S. Pitcher (2015) mengungkapkan bahwa banyak teknik akuntansi manajemen strategis sedikit digunakan bahkan tidak digunakan sama sekali karena faktor sumber daya maupun keterlibatan akuntan. Hasil penelitian G.S. Pitcher (2015) tersebut konsisten dengan Langfield-Smith (2008) dalam Nixon dan Burns (2012), Pavlatos dan Paggios (2009) dan Ahmad dan Leftesi (2014). Berbeda dengan Rahman (2012) yang menyatakan bahwa semua teknik akuntansi manajemen strategis telah digunakan oleh semua perusahaan plastik di kota Batam-Indonesia dengan frekuensi pengadopsian mayoritas tinggi oleh sebagian besar perusahaan tesebut.

Beberapa penelitian berikut menujukkan bahwa ada hubungan dan pengaruh di antara manajemen strategis, akuntansi manajemen strategis, dan kinerja dan manfaat akuntansi manajemen strategis walaupun pengujian dilakukan dengan perspektif yang berbeda. Hasil penelitian G.S. Pitcher (2015) melalui CIMA Executive Summary Report Volume 11 Issue 1, menujukkan bahwa  akuntansi manajemen membantu pengambilan keputusan strategis dalam hal validasi keputusan strategis. Hasil penelitian Nielsen, Mitchell, dan Norreklit (2015) juga menujukkan bahwa akuntansi manajemen strategis mendukung manajemen strategis. Sama halnya dengan Nixon dan Burns (2012:30) yang menginformasikan bahwa “selama 20 tahun penelitian yang ada menujukkan bahwa akuntansi manajemen memiliki peran kunci dalam keputusan alokasi sumber daya dan manajemen operasi aktivitas proses pengembangan produk baru”.

Ghasemi, Mohamad, Mohammadi, dan Khan (2015) yang menggunakan teori budaya nasional menujukkna kebermanfaatan akuntansi manajemen baru yang dirasakan oleh perusahaan. Demikian juga Rahman (2012) yang mengidentifikasi kebermanfaatan teknik-teknik AMS telah dirasakan oleh perusahaan, adanya pengaruh strategi prioritas terhadap penerapan teknik- teknik AMS, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel penerapan teknik-teknik AMS terhadap kinerja perusahaan, dan adanya pengaruh yang signifikan dari interaksi strategi prioritas dan penerapan teknik-teknik AMS terhadap kinerja perusahaan. Cadez dan Guilding (2008) yang menggunakan teori kontinjensi dan Cadez dan Guilding (2012) dengan pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan konfigurasional, menemukan hubungan antara manajemen strategis, sistem akuntansi manajemen strategis, dan kinerja perusahaan..

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang terkena dampak perubahan lingkungan. Jumlah aktivitas merjer dan akuisisi, diinformasikan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha, telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Jones (2013) menyarankan interorganizational strategy tersebut diambil ketika ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan sangat tinggi. Perusahaan di sektor manufaktur merupakan perusahaan yang perlu mendapat perhatian khusus dan perlu mencapai kinerja yang unggul karena sektor manufaktur yang akan diposisikan kembali sebagai penopang ekonomi negara ini memiliki berbagai permasalahan terkait dengan regulasi, permodalan, infrastruktur, ketenagakerjaan, dan terkena dampak krisis finansial seperti yang dipublikasikan oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin). Khusus di Jawa Timur, sektor industri manufaktur merupakan penyumbang terbesar perekonomian Jawa Timur.

Penjelasan di atas menujukkan bahwa (1) secara konseptual, manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis didesain untuk membantu perusahaan mencapai kinerja di dalam ketidakpastian lingkungan; (2) secara teori, institusionalisasi manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis dapat meningkatkan kinerja;  (3) hasil penelitian terdahulu  mengenai pengaruh manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan diketahui terdapat a) hasil penelitian yang mengungkapakan hasil berbeda mengenai pengaruh manajemen strategis dan sistem akuntansi manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan, b) penggunaan teori dalam penelitian sebelumnya yang didominasi oleh teori budaya nasional, teori kontinjensi, dan teori konfigurasi tetapi penggunaan perspektif teori instiusional masih sedikit, dan c) informasi yang kontradiktif dari jurnal penelitian mengenai pengaruh institusionalisasi sistem akuntansi manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan, dan d) pernyataan Zucker (1987) yang mengungkapkan bahwa “pekerjaan empiris yang menguji prediksi kausal jarang” dimana sampai saat ini pernyataan tersebut sepertinya masih berlaku; dan 4) berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur di Jawa Timur.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditentukan bahwa tujuan penelitian adalah untuk:

  1. Menjelaskan pengaruh institusionalisasi manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Jawa Timur
  2. Menjelaskan pengaruh institusionalisasi sistem akuntansi manajemen strategis terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Jawa Timur
  3. Menjelaskan pengaruh institusionalisasi manajemen strategis terhadap institusionalisasi sistem akuntansi manajemen strategis di perusahaan manufaktur di Jawa Timur

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi teoritis dan praktis sebagai berikut:

  1. Penelitian ini memberikan manfaat teoritis dengan memberikan tambahan bukti empiris pada teori institusional dalam bidang akuntansi manajemen strategis dan manajemen strategis dan pengetahuan mengenai pengaruh sistem akuntansi manajemen strategis dan manajemen strategis terhadap kinerja dalam perspektif teori institusional dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang relevan.
  2. Penelitian ini memberikan manfaat praktik bagi manajer perusahaan dengan memberikan informasi mengenai penggunaan berkelanjutan sistem akuntansi manajemen strategis dan manajemen strategis untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

 Pembimbing 

  • Pembimbing 1:
    • Nama : Bapak Dr. H. Sunaryanto, M.Ed.
    • NIP : 195802281986011002
    • Pendidikan :
      • Doktor Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Malang, 2015
      • Master Social Studies Education, Deakin University Australia, 1996
      • Sarjana Pendidikan Bisnis, IKIP Malang
  • Pembimbing 2:
    • Nama : Bapak Prof. Dr. H. Heri Pratikto., M.Si.
    • NIP : 196106181986011001
    • Pendidikan :
      • Doktor Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Malang, 2009
      • Magister Manajemen, Unair Surabaya, 2000
      • Sarjana Pendidikan Bisnis, IKIP Malang, 1984

 Biodata Diri

  • Data Pribadi:
    • Nama : Ruly Berliantiningrum
    • KTP : 3573026905890002
    • Jenis kelamin : Perempuan
    • Usia : 26 tahun
    • Status : Belum Menikah
    • TTL : Malang, 29 Mei 1989
    • Alamat : Bareng Tengah 5H No. 808Malang, Jawa Timur
    • Kewarganegaraan : Indonesia
    • Kepercayaan : Kristen
    • Anak ke- : 1 (satu)
    • HP : 085749598766
    • E-mail : ruly@gmail.com
  • Pendidikan:
    • Magister Akuntansi,Universitas Negeri Malang, 2014-2016
    • Sarjana Ekonomi, Universitas Widyagama Malang, 2012-2013
    • Ahli Madya (Diploma 3) Akuntansi, Politeknik Negeri Malang, 2007-2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *