MAWAS DIRI KAWRUH JIWA SEBAGAI TEKNIK PSIKOTERAPI UNTUK MENGURANGI BULLYING PADA SISWA
Abstract
Perilaku Bullying yang semakin marak dikalangan siswa mesti menjadi perhatian khusus di sekolah. Menjadi perhatian penting bagi guru dan konselor agar membuat siswa mengurangi perilaku bullying dan dapat mengerti, memahami dan menghargai orang-orang disekitarnya dan tidak seenaknya sendiri terhadap orang lain. Oleh karena itu, pentingnya konsep untuk menunjang tugas guru atau konselor dalam mengatasi bullying siswa. konsep yang diambil dalam penelitian ini yaitu konsep mawas diri dalam Kawruh Jiwa. Konsep ini menjelaskan bagaimana pemikiran dari Ki Ageng Suryomentaram dalam konteks mawas diri adalah teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi bullying melalui tahapan mawas diri, yaitu: (1) meneliti tanggapan rasa sendiri, (2) membangun kesadaran, (3) mengambil tindakan. Mawas secara umum mencakup sikap tidak merasa benar sendiri. Menjadi manusia tanpa ciri menurut Suryomentaram berarti mengembangkan catatan-catatan yang berdasarkan rasa bukan hanya pikir semata. Rasa terhadap apapun itu adalah pethukannya sendiri atau dirinya sendiri dalam menemukan rasa orang lain. Jika orang tidak nyumerepi pethukan, akhirnya diri sendiri jika berhubungan dengan orang lain akan tidak mengerti dan memahami ros diri orang lain sehingga pelaku bullying terkadang bisa seenaknya sendiri jika mengolok atau mengejek teman tanpa mengerti perasaan korban bullying. Diharapkan dengan adanya konsep mawas diri dari pemikiran Ki Ageng Suryomentaram, bullying akan berkurang karena konsep ini mengajarkan kita arti intropeksi diri atau penyadaran diri dan bagaimana memahami raos atau rasa orang lain sehingga kita tidak seenaknya sendiri berkata dan melakukan perbuatan apapun kepada orang lain.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed By:
View Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Stats