Pramono, Agus. 2011. Strategi Kepemimpinan Sekolah dalam Melaksanakan Program Sekolah Cuma-cuma dan Memberdayakan Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus di SMP Harapan I Dlanggu, Mojokerto). Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing I: Dr. H. Imron Arifin, M.Pd, dan Pembimbing II: Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd.
Kata kunci: kepemimpinan sekolah, program sekolah cuma-cuma, pemberdayaan partisipasi masyarakat.
Adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat salah satu tujuan pendidikan, yaitu pemerataan pendidikan di Indonesia dan terwujudnya tujuan Program Wajib Belajar 9 Tahun pada tahun 2009 menjadi tertunda. Hal tersebut di atas menjadi salah satu alasan dan latar belakang dilaksanakannya program sekolah cuma-cuma di SMP Harapan I Dlanggu Mojokerto.
Namun demikian, keberhasilan program sekolah cuma-cuma tersebut sangat bergantung pada beberapa hal, antara lain, partisipasi orang tua/masyarakat sekitar. Untuk itu, diperlukan kegigihan kepala sekolah dan guru untuk proaktif menggalang dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bahwa masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan anak mereka.
Untuk mengungkap dan mendeskripsikan fokus penelitian tentang bagaimanakah strategi kepemimpinan sekolah dalam melaksanakan program sekolah cuma-cuma dan memberdayakan partisipasi masyarakat: studi kasus di SMP Harapan I Dlanggu Mojokerto, maka penelitian ini memiliki sub fokus sebagai berikut: (1) Bagaimanakah strategi kepemimpinan sekolah dalam melaksanakan program sekolah cuma-cuma, dan (2) Bagaimanakah strategi kepemimpinan sekolah dalam memberdayakan partisipasi masyarakat.
Untuk menjawab fokus penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik bola salju, dan diperoleh informan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara sekolah, guru, staf tata usaha, ketua komite sekolah, anggota dewan pendidikan, orang tua/wali murid, dan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh temuan bahwa: (1) Dalam pelaksanaan program sekolah cuma-cuma: (a) Latar belakang dilaksanakannya program sekolah cuma-cuma adalah: kondisi ekonomi masyarakat sekitar yang kurang mampu, kondisi sekolah saat itu yang mengalami penurunan jumlah siswa, dan adanya pemberian dana BOS oleh pemerintah untuk mendukung tercapainya program Wajar 9 Tahun; (b) Tujuan dilaksanakannya program sekolah cuma-cuma adalah sebagai wadah untuk menampung siswa kurang mampu yang ingin mengenyam pendidikan/sekolah dengan biaya yang relatif murah, terjangkau dan bahkan gratis; (c) Strategi sekolah dalam pelaksanaan program sekolah cuma-cuma dipilah menjadi tiga tahapan, yaitu: perencanaan dan persiapan, sosialisasi dan kebijakan dan strategi pelaksanaan program; (d) Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program, yaitu: (i) faktor pendukung internal: dana BOS, dan semangat guru-guru dalam bekerja, faktor pendukung eksternal: sikap dan kepedulian orang tua terhadap sekolah, dan keterlibatan komite sekolah, dan (ii) faktor penghambat internal: kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas dan sarana prasarana, dan input siswa, faktor penghambat eksternal: tingkat kepercayaan orang tua/masyarakat terhadap sekolah, dan tingkat persaingan dengan SMP-SMP swasta yang lain; (e) Kebijakan/strategi yang diambil sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan adalah: memberikan seragam secara gratis kepada siswa-siswa lulusan SD yang mendaftar, berkomunikasi secara langsung dengan orang tua/masyarakat, dan memberikan pengarahan dan motivasi kepada guru-guru, dan (2) Dalam memberdayakan partisipasi masyarakat, diperoleh temuan: (a) Sekolah dan para guru, serta orang tua/masyarakat menyadari bahwa partisipasi orang tua/ masyarakat diperlukan untuk mendukung program-program sekolah; (b) Bentuk partisipasi masyarakat terhadap sekolah berupa: sumbangan, perhatian dan pengawasan belajar anak di rumah dan di luar sekolah, dan ikut mengisi acara yang diadakan sekolah; (c) Upaya yang telah dilakukan sekolah dalam menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat adalah: memberikan seragam secara gratis, berkomunikasi secara langsung dengan orang tua/masyarakat, dan memberikan pengarahan dan motivasi kepada guru-guru; (d) Kendala yang dialami sekolah dalam menumbuhkan dan meningkatkan dukungan dan partisipasi orang tua/masyarakat adalah dikarenakan: kondisi ekonomi orang tua dan masyarakat sekitar yang kurang mampu, kebijakan kepala sekolah yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat tidak dikomunikasikan terlebih dengan bapak/ibu guru, ketidakjelasan informasi yang diberikan kepada orang tua/wali murid, dan kurang terbukanya pihak kepala sekolah dalam mengelola uang sumbangan dari orang tua; (e) Strategi sekolah dalam mengatasi kendala-kendala adalah: dalam penerimaan siswa baru, sekolah lebih mengutamakan menerima siswa yang berasal lingkungan sekitar yang tidak mampu, dan guru-guru berusaha untuk lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang tua/masyarakat.
Bertitik tolak dari temuan penelitian di atas, maka beberapa saran yang dapat disampaikan adalah: (1) Untuk kepala sekolah: dilakukan pengawasan dan evaluasi program, kebijakan yang diambil tetap memperhatikan perubahan dan perkembangan konsep dan teknologi di bidang pendidikan, dan melibatkan guru-guru; (2) Untuk guru: sebaiknya lebih ikut terlibat, tidak hanya dalam hal sosialisasi melainkan juga dalam pengambilan kebijakan dan pengawasan program; (3) Untuk orang tua/masyarakat: perlu berperan lebih aktif dalam setiap kegiatan/program yang dilaksanakan oleh sekolah, tidak hanya dalam bentuk sumbang dana/materi, melainkan bisa dalam bentuk ide-ide/pemikiran untuk kemajuan sekolah, sebaiknya secara rutin dan berkala datang untuk melihat dan mengetahui kondisi atau permasalahan yang ada di sekolah; (4) Untuk dinas pendidikan: perlu secara terus-menerus melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada pimpinan sekolah, agar wawasan dan pandangan pimpinan sekolah menjadi lebih luas dan terbuka terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi, dan (5) Untuk peneliti lain: hasil penelitian perlu untuk dibuktikan dan diperkuat lagi dengan temuan-temuan serupa pada sekolah-sekolah lain yang sejenis dengan sekolah ini.