Maulidyawati. 2015. Proses Metakognisi Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Soal PISA. Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Subanji, M. Si., (II) Dr. Swasono Rahardjo, S.Pd, M.Si.

Kata kunci: proses metakognisi, pemecahan masalah, PISA, peta kognitif, berpikir secara individu, berpikir dalam interaksi sosial

Metakognisi secara sederhana dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang untuk memikirkan kembali kognisinya. Proses metakognisi ini sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalah. Dalam konteks pemecahan masalah, aktivitas metakognitif diidentifikasi sebagai awareness, regulation dan evaluation. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses metakognisi siswa SMP dalam menyelesaikan soal PISA, dari berpikir secara individu ke berpikir dalam interaksi sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari soal PISA.

Proses metakognisi siswa selanjutnya dikaji dengan menggunakan peta kognitif. Peta kognitif merupakan sebuah diagram/bagan yang dibuat peneliti dalam mengorganisasikan dan menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan antar konsep dalam pikiran siswa saat menyelesaikan masalah. Sebelum menggambar peta kognitif dari masing-masing subjek penelitian, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan secara individu setelah siswa mengerjakan soal secara individu dan setelah mendiskusikan soal dalam kelompok.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa siswa cenderung mengalami proses metakognisi jenis awareness saat memikirkan kembali apa yang diketahui sebelumnya tentang soal PISA. Selain itu, siswa juga mengalami proses metakognisi jenis regulation dalam menentukan strategi yang paling tepat untuk menyelesaikan soal PISA. Siswa dengan kemampuan tinggi mengalami proses metakognisi yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan sedang maupun rendah. Selanjutnya saat berdiskusi di dalam kelompok, masing-masing siswa cenderung mengalami proses metakognisi jenis awareness dan evaluation. Masing-masing subjek penelitian memikirkan dan melakukan evaluasi terhadap ide yang disampaikan oleh teman kelompoknya. Selanjutnya, subjek penelitian mengalami proses metakognisi jenis regulation saat kelompok subjek menentukan strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah. Siswa dengan kemampuan sedang dan rendah cenderung mengalami proses metakognisi jenis awareness dan evaluation saat diskusi. Proses berpikir merupakan suatu proses yang kontinu tetapi dalam metakognisi proses berpikir tersebut masih dikelompokkan. Sehingga disarankan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penghalusan proses metakognisi.

× How can I help you?