Cahyanto, Zeny Dwi. 2016. Pengembangan Instrumen Asesmen Membaca KritisĀ untuk Siswa SMA/SMK Kelas X dan XI. Tesis, Pendidikan Bahasa Indonesia. Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd., (2) Dr. Martutik, M.Pd.

Kata kunci: instrumen asesmen, membaca, membaca kritis, berpikir kritis.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 (K13). K13 memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya secara mandiri, kreatif, dan kritis. Instrumen asesmen merupakan salah satu komponen penting dalam mewujudkan siswa yang kritis. Dengan memanfaatkan instrumen asesmen, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui keterampilan membaca.

Tujuan penelitian ini terdiri atas dua. Kedua tujuan tersebut yaitu 1) mengembangkan instrumen asesmen membaca kritis yang meliputi buku Pedoman Penggunaan Instrumen Asesmen, buku Tes Membaca Kritis, dan buku Rubrik Penilaian dan 2) mendeskripsikan hasil uji coba instrumen asesmen membaca kritis yang diperoleh dari kegiatan validasi ahli materi, validasi ahli instrumen asesmen, uji coba praktisi, dan uji coba siswa (kelompok kecil).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan Dick and Carey. Berdasarkan model tersebut, terdapat delapan tahap prosedur penelitian dan pengembangan, yakni 1) analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, 2) merumuskan tujuan khusus, 3) mengembangkan kisi-kisi instrumen asesmen, 4) mengembangkan instrumen asesmen, 5) mengembangkan alat evaluasi instrumen asesmen, 6) melakukan evaluasi formatif (uji validasi), dan 7) merevisi instrumen asesmen.

Uji coba produk dilaksanakan sebanyak empat kali, yaitu (1) uji ahli membaca kritis, (2) uji ahli instrumen asesmen, (3) uji praktisi, dan (4) uji siswa. Uji coba produk menghasilkan data yang diperoleh dari angket. Data penelitian ini berupa data verbal dan nonverbal. Data verbal berupa komentar dan saran perbaikan, sedangkan data nonverbal berupa skor penilaian. Perbaikan instrumen asesmen dilakukan berdasarkan komentar dan saran perbaikan dari ahli, praktisi, dan siswa.

Instrumen asesmen ini memiliki keunggulan dari instrumen asesmen yang lain yaitu soal di tes membaca kritis dan rubrik penskoran. Soal disajikan secara runtut sesuai tahapan berpikir kritis. Melalui tahapan yang runtut tersebut dapat mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Rubrik penskoran disajikan secara menarik. Di rubrik penskoran disajikan model-model jawaban untuk membantu memahami kriteria jawaban di setiap skor.

Hasil penelitian dan pengembangan instrumen asesmen ini layak dan dapat diimplementasikan. Hasil uji coba produk oleh ahli materi membaca kritis mendapatkan persentase sebesar 93%. Hasil uji coba produk oleh ahli instrumen asesmen mendapatkan persentase sebesar 78%. Hasil uji coba produk oleh praktisi mendapatkan persentase sebesar 81%. Hasil uji coba produk oleh siswa mendapatkan persentase sebesar 78%. Walaupun tergolong layak dan dapat diimplementasikan, terdapat bagian-bagian yang harus direvisi sesuai saran perbaikan.

Instrumen asesmen membaca kritis ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk melakukan penilaian membaca kritis teks eksposisi, anekdot, eksplanasi kompleks, dan cerpen. Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil pengembangan, guru disarankan menggunakan instrumen asesmen ini. Pengembangan instrumen asesmen ini dapat dijadikan pertimbangan dan sumber inspirasi dalam mengembangkan instrumen asesmen yang lebih baik lagi. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan melalui jurnal penelitian dan forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia.

× How can I help you?