Hartomo, Michael Moeljo. 2007. Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Studi Kasus pada SMAK St. Albertus Malang. Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Willem Mantja. (II) Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd

Kata kunci: laboratorium, ilmu pengetahuan sosial, manajemen, ISO 9001:2000.

 

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah siswa mampu berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial; mampu membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; mampu bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan proses pembelajaran yang bukan hanya bersifat tatap muka di kelas tetapi pembelajaran dengan melibatkan siswa pada situasi konkret ataupun situasi yang disimulasikan sehingga menyerupai kondisi masyarakat, dan akan lebih efektif bila siswa dapat belajar dari situasi nyata masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai kalau ada sarana yang mendukung proses pembelajaran. Salah satu kebijakan yang dipakai oleh SMAK St. Albertus Malang untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS supaya sampai pada tujuan yang diharapkan adalah dengan mendirikan laboratorium ilmu pengetahuan sosial.

Salah satu sistem manajemen kontemporer yang dapat diterapkan di sekolah adalah Total Quality Management (TQM). Aplikasi TQM melalui Quality Management System ISO 9001:2000 atau umum disebut Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 diterapkan pada pengelolaan SMAK St. Albertus Malang, yang dirintis sejak Tahun 2004. Oleh karena itu penelitian ini meneliti bagaimana penerapan SMM ISO 9001:2000 pada pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK St. Albertus.

Penelitian pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK St. Albertus dengan SMM ISO 9001:2000 difokuskan pada fokus-fokus berikut. (1) Apa dasar kebijakan pendiriannya? (2) Bagaimana proses pengembangan kebijakannya? (3) Apa dasar penerapan SMM ISO 9001:2000 pada sekolah dan bagaimana proses penyusunannya? (4) Bagaimana posisi SMM ISO 9001:2000 terhadap manajemen sekolah dan laboratorium ilmu pengetahuan sosial? (5) Bagaimana pengelolaan kurikulumnya? (6) Bagaimana pengelolaan ketenagaannya? (7) Bagaimana pengelolaan keuangannya? (8) Bagaimana pengelolaan sarana-prasaranya? (9) Bagaimana perbaikan berkelanjutan sistem manajemennya.

Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam menjalankan penelitian, peneliti menggunakan penuntun dari pandangan para ahli bagaimana pengelolaan sekolah dilakukan dan bidang-bidang apa saja yang dikelola, dan penggunaan penuntun itu disesuaikan dengan jangkauan penelitian yaitu Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK St. Albertus Malang. Pandangan-pandangan tersebut berguna sebagai pembatas ruang lingkup penelitian, yaitu dalam mengamati konsep-konsep dan proses-proses manajerial pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK St. Albertus. Hasil penelitian melalui pengamatan, wawancara dan penafsiran data dokumentasi Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK St. Albertus, dikelompokkan dalam isu-isu pengelolaan laboratorium ilmu pengetahuan sosial untuk diuraikan dalam temuan penelitian dan menjadi bahasan temuan penelitian.

Dari hasil penelitian ini ditemukan hal-hal berikut. (1) Laboratorium ilmu pengetahuan sosial adalah kelompok masyarakat, tempat siswa berpraktikum dibidang ilmu pengetahuan sosial. Laboratorium ilmu pengetahuan sosial didirikan untuk peningkatan mutu pembelajaran IPS dan sarana untuk pemanfaatan kekayaan sosial budaya sebagai materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial. (2) Kebijakan verbal, yang dibuat secara partisipatif, akan meningkatkan komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan. Dalam kerangka SMM ISO 9001:2000, kebijakan merupakan komitmen mutu yang terdeklarasikan, tertandatangan, terdokumentasi dan terkendali. (3) Kemungkinan kepaduan sistem manajemen sekolah dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menjadi dasar penerapan SMM ISO 9001:2000 pada sekolah. (4) SMM ISO 9001:2000 dapat diposisikan sebagai bagian integral dan dinamis, baik dalam posisi mayor maupun minor dalam suatu sistem manajemen sekolah. (5) Pengelolaan kurikulum laboratorium ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bentuk pendalaman, pengkayaan, modifikasi, proses pengimplementasian kurikulum IPS. (6) Tim Pengendali Mutu SMM ISO 9001:2000 (Document Controller) menjadi pendaya kinerja manajemen sekolah, dan desentralisasi penentuan uraian tugas menjadi motivator kerja. (7) Prinsip desentralisasi pengelolaan keuangan ke tiap unit membawa dampak pemberdayaan keuangan; prinsip pengendalian keuangan, tiap pengeluaran harus memiliki kontribusi pada pencapaian sasaran mutu; prinsip kontrol keuangan, prinsip efisiensi untuk mencapai sasaran mutu. (8) Prinsip pengadaan sarana dan prasarna, sarana dan prasarana diadakan untuk mencapai sasaran mutu. Prinsip pemeliharaannnya, kontrol implisit-administratif dari pengguna untuk mencapai sasaran mutu. (9) Penanganan Keluhan Pelanggan dan Audit Internal merupakan proses monitoring dan evaluasi sistematik intern dan ekstern, untuk peningkatan berkelanjutan sistem manajemen dan mutu produk.

Bertitik-tolak dari temuan penelitian, saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut. (1) Sekolah yang membangun laboratorium ilmu pengetahuan sosial (IPS) hendaklah memandang masyarakat dengan berbagai kekayaan sosial-budanya sebagai laboratorium. (2) Pembangunan laboratorium IPS hendaklah memperhatikan proses manajerial pengembangan kebijakan secara partisipatif yaitu: a) proses pembahasan isu-isu dalam pengajaran IPS, b) proses penemuan wacana jalan keluar atas isu-su, c) proses tanggapan atas wacana jalan keluar, d) proses usulan konkrit dalam bentuk proposal, e) proses penentuan kebijakan resmi lembaga, f) proses pengembangan kebijakan lembaga. (3) Pengelolaan laboratorium IPS dapat memakai SMM ISO 9001:2000 karena sistem manajemen ini memiliki kesamaan konsep dan karakteristik dengan Manajemen Berbasis Sekolah. (4) Disarankan pendirian laboratorium ilmu pengetahuan sosial pada SMA-SMA, dalam pemahaman masyarakat sebagai laboratorium, sehingga siswa SMA memiliki sarana belajar dalam situasi riil. (5) Sekolah yang akan menerapkan SMM ISO 9001:2000 hendaklah mengetahui lebih dahulu sistem dan proes manajerial sekolahnya, karena hal itu menjadi fondasi penyusunan SMM ISO 9001:2000. (6) Standar ISO 9001:2000 memiliki keterbatasan antara lain, tidak mencakup standar keuangan, ruang lingkup hanya sistem manajemen, dan tidak mencakup standar produk. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana standar keuangan diberlakukan dalam SMM ISO 9001:2000; seberapa rinci klausul-klausul standar ISO 9001:2000 dapat dikenakan pada semua substansi manajemen pendidikan; bagaimana SMM ISO 9001:2000 membuat standar produk dalam lembaga pendidikan.

× How can I help you?