Annisa, Choirul. 2014. Penerapan Strategi Metakognitif pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Tesis, Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Cholis Sa’dijah, M.Pd. M.A., (II) Prof. Dr. Ipung Yuwono, M.S., M.Sc.

 

Kata Kunci: Strategi Metakognitif, Kemampuan Berpikir Kritis, Mata Kuliah Kajian Matematika SD.

 

Penelitian ini dilaksanakan karena adanya masalah yang terlihat pada mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Malang. Saat proses pembelajaran mata kuliah Kajian Matematika SD berlangsung, hanya ada sekitar 10-15% mahasiswa yang berinisiatif mengajukan pertanyaan atau pendapat. Hanya ketika dosen melontarkan pertanyaan, mahasiswa berusaha untuk menjawabnya. Selain itu masih ada mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa untuk mengkritisi suatu hal masih perlu ditingkatkan. Metakognitif adalah kesadaran seseorang dalam menggunakan strategi dalam proses pembelajaran agar dapat belajar secara aktif, kritis dalam berpikir, mampu memecahkan masalah dan membuat keputusan. Sedangkan strategi metakognitif yang terdiri atas tahap planning, monitoring dan evaluating dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan metakognitif. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan dosen untuk meningatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa adalah dengan menerapkan strategi metakognitif pada mata kuliah Kajian Matematika SD.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD pada matakuliah Kajian Matematika SD dan mendeskripsikan penerapan strategi metakognitif pada mata kuliah tersebut yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan strategi metakognitif pada mata kuliah Kajian Matematika SD mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Langkah-langkah penerapan strategi metakognitif tersebut terdiri atas tiga tahapan yaitu planning, monitoring, dan evaluating.

Kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti pada penelitian ini tercapai pada siklus II, yaitu persentase jumlah mahasiswa yang mendapatkan minimal skor 75 pada tes kemampuan berpikir kritis meningkat dari 67% menjadi 76%; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa semakin baik. Selain itu persentase aktivitas mahasiswa meningkat dari 70% menjadi 80%; hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah saat proses pembelajaran di kelas semakin baik. Hal ini juga berarti kemampuan mahasiswa mengkritisi informasi atau ide semakin baik pula.

× How can I help you?