Hapip, Abdul Jabar. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar PKn Melalui Model Bermain Peran (Role Play) Dengan Bantuan Media Visual (Studi Pada Siswa Kelas V Di SDN Kampung Baru Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar). Tesis. Jurusan Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. I Nyoman S. Degeng, M. Pd, (II) Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad, M. Pd

Keywords: Bermain Peran, Media Visual, Prestasi Belajar

            Fakta menunjukkan bahwa pembelajaran PKn selama ini lebih banyak berlangsung dengan pendekatan konvensional. Selama ini ada kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran. Model bermain peran dapat membantu perkembangan sosial anak. Permainan memperluas interaksi sosial dan mengembangkan keterampilan sosial yaitu belajar bagaimana berbagi, hidup bersama, mengambil peran, belajar hidup dalam masyarakat secara umum.

            Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kampung Baru tahun pelajaran 2013/2014. Adapun jumlah murid kelas V di Kampung Baru 15 orang siswa. Jenis data dalam penelitian ini ada dua 2 yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berkaitan hasil belajar siswa, prosentasi aktivitas siswa dan data aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan data kualitatif digunakan untuk berupa catatan guru, hasil observasi.

            Langkah pelaksanaan model bermain peran yang dilakukan adalah: a) Guru menyiapkan skenario pembelajaran, b) Guru Menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario, c) Guru membentuk kelompok murid, d) Guru menyampaikan kompetensi pelajaran e) Guru Menunjuk murid untuk memainkan peran yang telah dipelajari, f) Kelompok murid membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, g) Presentasi hasil kelompok, h) Bimbingan penyimpulan dan refleksi, i) Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa.

Hasil Penelitian menunjukkan: 1) Hasil belajar pada pertemuan pertama dirasa masih kurang karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, di mana ketuntasan individu hanya 3 orang atau 20%. Sedangkan pada pertemuan kedua mengalami kenaikan, di mana ketuntasan individu sebanyak 7 orang atau 46.66% secara klasikal. Peningkatan hasil belajar ini juga terjadi pada pertemuan I siklus II, yang mencapai 66.66% dan pada pertemuan kedua siklus kedua berhasil tuntas dengan ketuntasan klasikal 100%. 2) Keaktifan siswa dalam berkelompok pertemuan pertama siklus kurang aktif, karena nilai rata-rata seluruh kelompok adalah 2,33. Sedangkan pertemuan kedua siklus pertama Dilihat dari data mengalami sedikit peningkatan dengan keaktifan siswa dalam berkelompok kurang aktif, karena nilai rata-rata seluruh kelompok adalah 2.66. Selanjutnya pertemuan pertama siklus II keaktifan siswa dalam berkelompok cukup aktif bahkan cenderung aktif, karena nilai rata-rata seluruh kelompok adalah 3.73. Kemudian keaktifan siswa dalam berkelompok aktif, karena nilai rata-rata seluruh kelompok adalah 4.26.

× How can I help you?