Sola, Karolus.2008. Implementasi Synoptic Method Dalam Meningkatkan Kesadaran Multikultural. Tesis, Program Studi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Dany M. Handarini, M.A., Pembimbing (II) Dr. Marthen Pali, M. Psi.

Kata Kunci: Implementasi, synoptic method, kesadaran multikultural

Prasangka dan diskriminasi sosial secara potensial ada dalam diri setiap manusia. Dalam diri setiap manusia terdapat kecenderungan untuk menggunakan kategori sosial melalui persepsi, penilaian, dan perilaku. Sejak usia tiga tahun dan seterusnya, seorang anak siap mengidentifikasikan diri dengan kategori tertentu dan memperlihatkan preferensi sikap dan perilaku di antara kategori-kategori dimaksud. Anak-anak juga sudah mulai memanifestasikan sejumlah sikap yang secara umum mengandung prasangka dan menunjukkan perilaku diskriminatif terhadap kelompok lain.

Siswa Sekolah Dasar (SD) adalah kelompok usia anak-anak yang sedang mengalami perubahan dan perkembangan diri dalam segala aspek. Salah satu perkembangan diri yang dialami mereka adalah perkembangan sosioemosional. Sejalan dengan perkembangan konsepsi tentang identitas kelompok, pada masa ini anak-anak SD menunjukkan kesesuaian sikap mereka dengan harapan dan ciri khas kelompok. Pada masa ini, anak-anak SD menunjukkan sikap favoritis dan perilaku melebih-lebihkan kelompok. Kecenderungan sosioemosional demikian apabila tidak sejalan dengan proses pembimbingan yang baik dapat membentuk pribadi siswa yang etnosentris dan bias kultural. Berdasarkan hal itu sekolah perlu mengolah potensi antisosial yang terdapat dalam diri setiap siswa kepada pengaktualisasian diri yang optimal.

Implementasi synoptic method dimaksudkan untuk memperoleh gambaran bagaimanakah synoptic method berpengaruh meningkatkan kesadaran multikultural. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK). Dalam penelitian ini ditemukan gambaran dari synoptic method. Gambaran synoptic method yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, kegiatan berkomunikasi. Melalui kegiatan itu siswa memperoleh pengetahuan tentang keragaman agama, suku bangsa, dan status sosial. Kedua, kegiatan mengkonstruk pengetahuan. Dalam kegiatan ini siswa diarahkan kepada fakta dan realita konflik multikultural. Ditemukan bahwa siswa mengalami kebingungan dan kebimbangan sistem-sistem kepercayaan lama yang telah menghegemoni pemikiran mereka. Ketiga, kegiatan berpikir dan bertindak. Melalui kegiatan membaca ceritera dan mendramatisasi contoh sikap toleran atau intoleran, siswa semakin tahu dan mengenal beberapa karakter dan dengan demikian memungkinkan terjadinya personifikasi atau identifikasi dalam diri siswa dengan beberapa tokoh yang terdapat dalam ceritera atau drama yang dipentaskan. Keempat, siswa diminta untuk mengekspresikan diri. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk menulis pengalaman mereka sendiri terkait dengan sikap intoleran mereka terhadap orang lain yang berbeda agama, suku, dan status sosial. Sesudah itu, siswa diminta untuk menulis komitmen mereka terhadap orang yang berbeda agama, suku, dan status sosial. Berdasarkan implementasi itu, ditemukan bahwa pengetahuan dan sikap multikultural siswa mengalami peningkatan.

Penelitian ini bermanfaat bagi guru sekolah dasar. Melalui penelitian ini, guru memperoleh gambaran bagaimana membimbing siswa dalam kelas. Guru dapat menggunakan SYM sebagai alternatif bimbingan yang terinfusi ke dalam mata pelajaran. Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan dan sikap sosial siswa.

× How can I help you?