Lathifah, Anis Samrotul. 2015. Identifikasi Variasi Genetik Kerbau (Bubalus bubalis) Endemik Lokal Kudus Berbasis Mikrosatelit sebagai Bahan Ajar Berbasis Blended Learning pada Matakuliah Teknik Analisis Biologi Molekuler. Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. agr. H. Mohamad Amin, S.Pd., M.Si, (II) Dr. H. Hadi Suwono, M. Si.

 

Kata Kunci: bahan ajar, blended learning, kerbau (Bubalus bubalis), mikrosatelit, variasi genetik

 

Pada tahun 2009 pemerintah memasukkan komoditi kerbau untuk menunjang pemenuhan kebutuhan daging nasional. Tingginya tingkat kebutuhan daging kerbau di Kudus tidak seimbang dengan ketersediaan jumlah populasi kerbau. Untuk memenuhi kebutuhan daging dan menyelamatkan populasi kerbau di Kudus, perlu dilakukan upaya konservasi melalui teknik molekular yaitu dengan mengetahui variasi genetik kerbau menggunakan penanda molekular mikrosatelit. Di perguruan tinggi, teknik molekular diajarkan pada matakuliah Teknik Analisis Biologi Molekular (TABM). Salah satu indikator kompetensi dari matakuliah ini yaitu mahasiswa dapat membuat rancangan penelitian yang menggunakan teknik-teknik berbasis molekular. Untuk mencapai indikator ini maka dikembangkan bahan ajar berbasis penelitian variasi genetik kerbau Kudus yang dapat menambah informasi bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik (fenotip dan genotip) kerbau (Bubalus bubalis) endemik lokal Kudus berbasis mikrosatelit dan menghasilkan bahan ajar berbasis blended learning berupa website untuk pembelajaran TABM di Universitas Negeri Malang.

Metode penelitian yang digunakan terdiri atas 2 tahap, yaitu 1) deskriptif eksploratif dan 2) pengembangan. Pengembangan bahan ajar berbasis blended learning untuk matakuliah TABM di Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang menggunakan model R & D yang disusun oleh Borg (1981).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat variasi fenotip dan tidak terdapat variasi genotip pada kedua sub populasi kerbau (Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu) Kudus. Variasi fenotip terdapat pada warna kulit tubuh, bentuk dan arah tanduk, lingkar dada, tinggi pinggul, panjang badan, panjang kepala, panjang leher, dan panjang ekor. Variasi genotip diperoleh berdasarkan frekuensi alel, nilai heterozigositas, dan Polimorfic Information Content (PIC). Jumlah alel pada lokus HEL09 dan INRA023 yaitu 4 dan pada lokus INRA032 yaitu 5. Kecamatan Kaliwungu mempunyai rentangan frekuensi alel yang lebih besar daripada Kecamatan Jati. Untuk nilai heterozigositas, kedua wilayah mempunyai nilai dengan selisih sedikit yaitu 0,26 untuk Kecamatan Jati dan 0,46 untuk Kecamatan Kaliwungu. Dan untuk nilai PIC, kedua wilayah memiliki nilai yang tidak berbeda nyata. Berdasarkan nilai PIC diperoleh bahwa lokus HEL09 merupakan lokus yang paling informatif karena mempunyai nilai PIC tertinggi yaitu sebesar 0,55. Secara keseluruhan, Kecamatan Jati dan Kaliwungu tidak mempunyai variasi genetik atau dikatakan mempunyai variasi genetik yang sama karena hasil dari analisis frekuensi alel, heterozigositas dan PIC tidak berbeda nyata.

Berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli tentang kelayakan bahan ajar berbasis blended learning diperoleh rincian penilaian yaitu 95,8% dari ahli materi, 81% dari ahli media, dan 79% dari hasil uji coba mahasiswa. Sehingga diperoleh hasil akhir bahwa bahan ajar sudah layak dan baik untuk digunakan.