Taufik, Azin. 2014. Diagnosis Kesulitan Mahasiswa di Universitas Swadaya Gunung Jati dalam Pembuktian Menggunakan Induksi Matematika dan Upaya Mengatasinya menggunakan scaffolding. Tesis, Jurusan Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Akbar Sutawidjaja, M.Ed., Ph.D. , (II) Dra. Santi Irawati, Ph.D

Kata Kunci : Diagnosis Kesulitan, Induksi Matematika, Scaffolding

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu tujuan dari kurikulum sekolah untuk meningkatkan perhatian pada pembuktian dengan induksi matematika. Induksi matematika merupakan salah satu prinsip dalam matematika sebagai alat berharga untuk membuktikan proposisi yang terkait dengan bilangan bulat.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam pembuktian menggunakan induksi matematika serta upaya mengatasinya menggunakan Scaffolding. Scaffolding adalah pemberian bantuan yang diberikan oleh guru atau teman sebaya yang lebih mampu kepada mahasiswa sehingga dapat mencapai tingkat potensialnya.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif jenis studi kasus, dimana data yang didapatkan berupa hasil pengamatan lembar tes dan wawancara dengan subyek. Pemilihan subyek berdasarkan hasil tes diagnosis yang diklasifikasikan menurut jenis kesalahannya kemudian diambil masing-masing kelompok dua siswa sebagai subyek.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam pembuktian proposisi menggunakan induksi matematika. Kesulitan tersebut antara lain: (1) kesulitan dalam membuat pernyataan, (2) kesulitan dalam membuat hipotesis induksi (3) kesulitan dalam merumuskan bentuk , dan (4) kesulitan dalam memanipulasi aljabar untuk menunjukkan kebenaran dari . Langkah yang paling sulit terletak pada langkah memanipulasi aljabar untuk menunjukkan kebenaran dari .

Dari kesulitan-kesulitan tersebut, siswa diberikan scaffolding yang sesuai dengan kesulitan yang dihadapi masing-masing siswa. Tingkatan scaffolding yang diberikan merupakan scaffolding tingkatan kedua yaitu explaining, reviewing dan restructuring dan scaffolding tingkatan ketiga yaitu developing conceptual thinking.

Saran yang diberikan peneliti adalah dosen harus memberikan penekanan atau penegasan tersendiri pada langkah membuat asumsi dan merumuskan bentuk , mahasiswa harus menguasai konsep-konsep lain yang berhubungan dengan soal yang diberikan, sehingga dapat membuat hubungan antara dan , dan Perlu diadakan penelitian sejenis dengan lebih mendalam.

× How can I help you?