Kontribusi Keterampilan Mengajar, Keterampilan Belajar, dan Kecerdasan Intrapersonal terhadap Kesadaran Metakognitif serta Dampaknya pada Pencapaian Kompetensi Perakitan Komputer Siswa SMK se-Kota Malang

Pendidikan kejuruan adalah sekolah yang bertujuan membantu pemerintah mencerdaskan sumber daya manusia yang diarahkan untuk mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya dan diharapkan dapat mengurangi pengangguran, membantu tumbuh kembangkan perekonomian negara dan mensejahterakan masyarakat termasuk pelaku/individunya sendiri (Sonhadji, 2013).   Kebutuhan akan kesejahteraan ini menjadi tujuan dari semua negara ASEAN yang dengan kesepakatannya menghimpun program yang bernama masyarakat ekonomi ASEAN, dimana dalam program tersebut akan ada arus transaksi besar-besaran yakni baik barang maupun jasa yang akan dengan leluasa keluar masuk antar negara. Lulusan SMK harus dapat beradaptasi dan bersaing pada era MEA ini.

Permasalahan di lapangan menunjukkan bahwa lulusan SMK dewasa ini masih kurang menggembirakan dalam hal memperoleh pekerjaan. Menurut BPS (2015) lulusan SMK banyak menjadi pengangguran terbuka, yaitu pada tahun 2014 mencapai 813.776 jiwa atau 11,24 persen dari jumlah total pengangguran terbuka di Indonesia yakni 7,24 juta jiwa.  Pada tahun 2015, jumlah total pengangguran terbuka bertambah 300 ribu jiwa menjadi 7,45 juta jiwa dengan penggangguran paling besar didominasi oleh lulusan SMK sebesar 9,05 persen dapat dilihat pada Tabel 1.1

tabel

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan yang ditamatkan (Persen), Tahun 2013-2015

(sumber: BPS (2015)

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat pengangguran terutama dari tingkat SMK ini menunjukkan kompetensi kejuruan yang belum memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Banyak upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk memaksimalkan peserta didik untuk dapat mencapai kompetensi kejuruan yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri seperti pengadaan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri untuk mendekatkan kondisi belajar siswa yang bersesuaian dengan kondisi tempat kerja dimana nantinya peserta didik akan bekerja setelah lulus SMK dalam kegiatan prakerin maupun pelatihan.

Berdasarkan observasi pada bulan Januari 2016 di SMK Kota Malang, guru masih belum mengakomodir modal awal peserta didik seperti kecerdasan intrapersonalnya sehingga proses pembelajaran kurang efisien. Ketika guru mengajar di dalam kelas masih dijumpai fenomena sebagai berikut: (1) siswa bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan guru, (2) siswa bekerja tanpa lembar kerja (jobsheet), (3) menggunakan waktu belajar hanya untuk catat-mencatat, (4) diklat dasar kompetensi kejuruan tidak diajarkan secara mendasar, padahal untuk mendapat hasil pendidikan yang bermutu harus diawali dengan dasar yang kuat dan benar, dan (5) guru masih belum memberdayakan metakognitif siswa dalam proses pembelajaran.

Sikap yang selalu ingin tahu dan berfikir kritis penting dimiliki oleh siapapun yang bekerja di bidang teknologi informasi. Kemampuan mencari, memfilter informasi yang relevan dalam bidangnya ini menjadi tidak terelakkan agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dan juga bersaing di dunia kerja. Keragaman permasalahan dalam bidang komputer selalu akan disikapi dengan berbeda baik prosedur dan penyelesaiannya. Oleh karena itu, penting kemampuan berpikir kritis selalu menjadi bagian dari keseharian peserta didik pada jurusan TKJ. Spesifikasi komputer yang berbeda akan berakibat analisis permasalahan yang akibatkan juga berbeda. Peserta didik penting untuk mengetahui berbagai macam spesifikasi komputer sehingga dapat melayani pelanggan dengan baik karena dapat menyesuaikan spesifikasi komputer dengan kebutuhan kerja pelanggan. Karena pada prinsipnya lulusan SMK jurusan TKJ dipersiapkan selain dapat berwirausaha juga bekerja namun dari keduanya tidak terlepas dari pencapaian kompetensi paket keahlian teknik komputer dan jaringan.

Berdasarkan wawancara dengan guru pada bulan Januari pada salah satu SMK ter-akreditasi A di Kota Malang bahwa lulusan TKJ banyak yang bekerja tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Astuti (2013) menyebutkan lulusan SMK tidak bekerja sesuai dengan bidang keahliannya disebabkan kompetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Komputer merupakan teknologi yang membantu pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Lulusan SMK jurusan TKJ dipersiapkan untuk menjadi tenaga profesional tingkat menengah yang hampir di semua sektor membutuhkan tenaga yang kompeten di bidang komputer dan jaringan seperti pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Lingkup Pekerjaan Lulusan SMK Jurusan TKJ

No Dunia Usaha/Industri Lingkup Pekerjaan
1. Toko dan tempat perbaikan serta perawatan komputer Teknisi komputer
2 Perkantoran/instansi rental komputer/warnet Teknisi komputer

Teknisi jaringan

3 Internet service provider (ISP) Teknisi jaringan

Administrator jaringan level 1

Administrator jaringan 2 dan 3

4 Hotel dan perbankan Teknisi komputer

Teknisi jaringan

Administrator jaringan level 1

Administrator jaringan level 2, dan 3.

(Sumber:  Prasetyo, 2014)

Alasan pemilihan matapelajaran perakitan komputer dalam penelitian ini karena penguasaan kompetensi paket keahlian TKJ yang baik tidak terlepas dari pencapaian kompetensi pada dasar program keahlian yang matang pula. Dengan pencapaian kompetensi dasar paket keahlian TKJ yang baik dan benar maka penguasaan kompetensi paket keahlian TKJ akan baik pula. Matapelajaran perakitan komputer merupakan salah satu matapelajaran yang termasuk dalam dasar paket keahlian TKJ. Selain itu, matapelajaran perakitan komputer mendukung pekerjaan teknisi komputer yang banyak dibutuhkan dunia usaha/industri. Penguasaan kompetensi dasar program keahlian TKJ yang masih kurang disinyalir karena beberapa aspek yakni aspek internal dan eksternal. Aspek internal merupakan faktor yang mempengaruhi dari diri siswa sendiri yaitu kecerdasan intrapersonal, dan keterampilan belajar. Kemudian aspek eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi dari luar diri siswa yaitu keterampilan mengajar guru.

Alasan pemilihan populasi penelitian di SMK Negeri 2, 3, 4 dan 5 Kota Malang yakni SMK Negeri 2 adalah SMK Negeri di Kota Malang yang telah dipercaya menjadi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi), SMK Negeri 4 adalah SMK Negeri di Kota Malang yang unggul karena merupakan pusat ICT SMK di Kota Malang, kemudian SMK Negeri 3 dan 5 telah mewakili SMK – SMK ter-akreditasi A lain yang tersebar di wilayah kota Malang.

Pemanfaatan IPTEK di DUDI selalu berkembang dan mengisyaratkan bahwa calon pekerja harus mempunyai kemampuan untuk dapat adaptif terhadap perubahan tersebut dengan meningkatkan kompetensinya (upskilling). Ini sejalan dengan pendapat Rahdiyanta (2014) bahwa lulusan SMK harus dapat terbuka terhadap perubahan dan kondisi di dunia kerja.

Tuntutan lulusan SMK mempunyai kemampuan untuk dapat meningkatkan kompetensi (upskilling) maka lulusan SMK harus dapat belajar mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan kecakapan non-akademik (softskill) yang membutuhkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Ini sejalan dengan pendapat Paryono (2013) bahwa isu, trend dan tantangan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan dan penelitian tahun 2013 salah satunya adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) dan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang utama dalam era ekonomi berbasis pengetahuan (Khambayat dkk, 2010; & Suarta, 2010). Selain itu, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam mendukung pembelajaran sepanjang hayat yang dapat dideskripsikan dengan pentingnya menumbuhkan kemampuan metakognisi (Heong dkk, 2012).

Menurut Sudjimat (2014) ada beberapa perubahan pada abad 21 yang akan tengah dihadapi yakni (1) adanya kemajuan IPTEK yang dapat mengubah secara radikal situasi dalam pasar tenaga kerja dan (2) semakin tinggi teknologi produksi yang digunakan dalam suatu sistem ekonomi maka semakin tinggi pula tingkat kompetensi yang dituntut dari para pekerjanya. Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut diperlukan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik (hardskill) dan terbentuknya watak dan peradaban peserta didik yang bermartabat  (softskill) sesuai dengan UU No 2 Tahun 2003 pasal 3 namun juga mengajarkan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning skill) yang berwujud belajar bagaimana belajar (learning how to learn).

Lulusan SMK yang dapat belajar mandiri maka akan menjadi pebelajar sepanjang hayat yang responsif terhadap perubahan sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Namun proses pembelajaran di SMK masih kurang memperhatikan pengembangan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. Ini sejalan dengan pendapat Mukhadis (2013) bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam bidang teknologi masih kurang menggembirakan yang berdampak kurang berkembangnya kemampuan individu untuk mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi yakni metakognisi.

Proses pembelajaran pada bidang teknologi yang kurang menumbuh kembangkan kemampuan metakognisi menunjukkan ada masalah pada unsur-unsur pembelajaran. Hardika (2012) menemukan bahwa gaya mengajar pendidik sekarang cenderung pasif dengan menayangkan powerpoint yang mengurangi kedekatan dan keakraban hubungan peserta didik dengan pendidik. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan keterampilan mengajar pendidik yang dapat menghasilkan lulusan siswa SMK yang responsif dengan dunia kerja dan keterampilan mengajar pendidik saat ini. Keterampilan mengajar wajib dimiliki oleh pendidik agar tujuan dan hasil pembelajaran dapat tercapai serta proses pembelajaran menjadi efektif (Helmiati, 2013).

Proses pembelajaran di SMK, modalitas peserta didik seperti bakat, minat dan kecerdasan yang berbeda-beda kurang mendapat perhatian guru dalam merencanakan pembelajaran. Kemampuan refleksi sangat bermanfaat tidak hanya untuk pebelajar namun juga pekerja yang dapat meningkatkan keterampilan metakognisi dan sekaligus merupakan kunci dalam pembelajaran seumur hidup (longlife learning). Kemampuan refleksi ini merupakan bagian dari kecerdasan intrapersonal.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas bahwa pentingnya proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didik namun juga tidak mengesampingkan kemampuan belajar bagaimana belajar (learning how to learn) untuk dapat menghasilkan lulusan yang adaptif dan antisipatif. Karena di dunia kerja peserta didik dituntut untuk selalu dapat meningkatkan kompetensinya sehingga penulis melakukan penelitian tentang kontribusi keterampilan mengajar guru (teaching skill), keterampilan belajar (learning skill), dan kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) terhadap kesadaran metakognitif (metacognition awareness) serta dampaknya pada pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latarbelakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

  1. Kesenjangan antara kompetensi yang di harapkan DUDI dan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK yang diperoleh selama sekolah (Astuti, 2013).
  2. Pelaksanaan pembelajaran dalam bidang teknologi masih kurang mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi yakni metakognitif (Mukhadis, 2013:34).
  3. Rendahnya kualitas pembelajaran di kelas diakibatkan beberapa aspek yakni : (a) Strategi belajar yang diterapkan pendidik belum mampu memberikan pemahaman yang jelas kepada peserta didik; (b) peserta didik kurang terampil dalam belajar, dan hanya mempelajari apa yang diberikan pendidik tanpa melakukan pengayaan belajar; dan (c) peserta didik hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pendidik tanpa didukung oleh sumber-sumber yang memadai dan cenderung mencontoh dan mencontek pekerjaan teman (Hardika, 2012:2).
  4. Proses pembelajaran di SMK, modalitas peserta didik yakni keterampilan belajar dan kecerdasan intrapersonal kurang mendapat perhatian guru dalam merencanakan pembelajaran.
  5. Proses pembelajaran di SMK masih dijumpai fenomena : (a) siswa bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan guru, (b) siswa bekerja tanpa lembar kerja (jobsheet), (c) menggunakan waktu belajar hanya untuk catat-mencatat, dan (d) diklat dasar kompetensi kejuruan tidak diajarkan secara mendasar, padahal untuk mendapat hasil pendidikan yang bermutu harus diawali dengan dasar yang kuat dan benar.

Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Adakah kontribusi yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap kesadaran metakognitif siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  2. Adakah kontribusi yang signifikan antara keterampilan belajar terhadap terhadap kesadaran metakognitif siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  3. Adakah kontribusi yang signifikan antara kecerdasan intrapersonal terhadap terhadap kesadaran metakognitif siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  4. Adakah kontribusi yang signifikan antara kesadaran metakognitif terhadap pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  5. Adakah kontribusi yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  6. Adakah kontribusi yang signifikan antara keterampilan belajar terhadap pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?
  7. Adakah kontribusi yang signifikan antara kecerdasan intrapersonal terhadap pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa SMK paket keahlian teknik komputer dan jaringan se-Kota Malang?

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut.

  1. Bagi pemerintah Kota Malang, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Malang dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya mengefektifkan proses pembelajaran di SMK untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, antisipatif dan dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
  2. Bagi Kepala Sekolah, dalam hal ini SMK Negeri 2 Kota Malang, SMK Negeri 3 Kota Malang, SMK Negeri 4 Kota Malang, dan SMK Negeri 5 Kota Malang dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang faktor pendukung metakognisi dalam upaya mengefektifkan proses pembelajaran di SMK untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, antisipatif dan dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
  3. Bagi Guru, dalam hal ini guru produktif dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya mengefektifkan proses pembelajaran dengan meningkatkan keterampilan mengajar.
  4. Bagi Industri, diharapkan sebagai bahan informasi tentang tingkat kesadaran metakognisi dan capaian kompetensi kejuruan siswa SMK, hal ini dapat membantu pihak industri dalam merancang program pendidikan dan pelatihan lanjutan dalam upaya peningkatan kompetensi pekerja.
  5. Bagi peserta didik, diharapkan sebagai bahan refleksi diri dalam upaya mengefektifkan proses pembelajaran yakni dengan melatih keterampilan belajarnya.
  6. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan sebagai bahan referensi dan kajian dalam rangka melaksanakan penelitian sejenis secara komprehensif terutama berkaitan dengan variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi kesadaran metakognitif dan pencapaian kompetensi perakitan komputer siswa tetapi belum dikaji dalam penelitian ini.

Nama Penguji dan Pembimbing

Dosen Penguji :

  1. Purnomo, S.T., M.Pd
  2. Tri Atmadji, M. Pd

Dosen Pembimbing :

  1. Hakkun Elmunsyah, S.T., M.T  (Pembimbing I)
  2. Eddy Sutadji, M.Pd  (Pembimbing II)

Biodata Diri

Nama               : Tri Maryati

TTL                 : Blitar, 21 Maret 1991

Alamat            : Dsn. Sambirejo RT 01 RW 01 Ds. Binangun, Kec. Binangun Kab. Blitar Jawa Timur 66193

NIM                : 140551807039

Prodi               : S2 Pendidikan Kejuruan

One thought on “Kontribusi Keterampilan Mengajar, Keterampilan Belajar, dan Kecerdasan Intrapersonal terhadap Kesadaran Metakognitif serta Dampaknya pada Pencapaian Kompetensi Perakitan Komputer Siswa SMK se-Kota Malang

Leave a Reply to Rani S Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *