Sugianto, Akhmad. 2015. Evaluasi Program Individual Learning Plans terhadap Perencanaan Pendidikan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kota Barabai – Kalimantan Selatan: Discrepancy Model. Tesis. Bimbingan dan Konseling, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Carolina L, Radjah, M.Kes., (II) Prof. Dr. Hj. Nur Hidayah, M.Pd.

 

Kata Kunci: individual learning plans, perencanaan pendidikan, evaluasi program, descrepancy model, ASCA

 

 

Individual Learning Plans (ILP) merupakan program bimbingan dan konseling yang dapat digunakan oleh konselor dalam membantu peserta didik merencanakan pendidikan sampai dengan pengambilan keputusan studi lanjut SMA/MA/SMK. Dalam rangka mengimplementasikan program yang profesional, program diselenggarakan dengan mengikuti kaidah-kaidah pelaksanaan program Individual Learning Plans yang ada. Namun implementasi program Individual Learning Plans terhadap perencanaan pendidikan siswa di sekolah belum menggunakan standar yang ditetapkan. Tujuan penelitian evaluasi program ILP mediskripsikan tingkat kesenjangan pada aspek penyiapan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian dalam mengimplentasikan program Individual Learning Plans di sekolah.

Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan discrepancy model yang berorientasi pada suatu keputusan program. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan sistem yang difokuskan pada aspek penyiapan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian pada program ILP. Penelitian evaluasi ini menggunakan mixed method design, yaitu kombinasi metode kuantitatif (instrument kuesioner dan dokumentasi) dan kualitatif (instrument wawancara dan observasi), dengan model congcurrent triangulation yang bertujuan untuk melakukan konfirmasi data. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik kuantitatif melalui uji komparatif konstan dan komparatif termodifikasi serta teknik kualitatif dengan pemaknaan data melalui experiential learning, sehingga merupakan mixed method design.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Individual Learning Plans di sekolah sampel sebesar 30% dari standar 100%, artinya bahwa implementasi program Individual Learning Plans disimpulkan sangat jauh dibawah standar yang ditetapkan. Apabila dirinci setiap aspek (1) aspek penyiapan sangat jauh di bawah standar dengan persentase 20%; (2) aspek pengorganisasian sangat jauh di bawah standar dengan persentase 25%: (3) aspek pelaksanaan hampir mendekati standar dengan persentase 65% dan (4) aspek penilaian hampir mendekati standar dengan persentase 60%.

Berdasarkan hasil penelitian, maka diajukan rekomendasi sebagai berikut: pelaksanaan program Individual Learning Plans terhadap perencanaan pendidikan siswa di sekolah direkomendasikan untuk tetap dilanjutkan dengan syarat dilakukan sejumlah perbaikan terhadap aspek penyiapan dan pengorganisasian serta komponen dalam aspek pelaksanaan dan penilaian yang belum memenuhi standar pelaksanaan program ILP. Diharapkan konselor sebagai pemangku program Individual Learning Plans memperhatikan aspek-aspek pelaksanaaan program Individual Learning Plans yang masih jauh dibawah standar untuk dilakukan perbaikan. Selain itu konselor sebagai tenaga profesional diharapkan meningkatkan kompetensi profesional dan pribadinya dalam rangka mewujudkan pelayanan bimbingan dan konseling profesional. Selain itu dibutuhkan peran serta kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sekolah dalam upaya perbaikan kualitas pelaksanaan program Individual Learning Plans. Kepala sekolah dapat diharapkan memfasilitasi dan mengambil kebijakan yang mendukung perbaikan program bimbingan dan konseling di sekolah agar hasil pelaksanaan program Individual Learning Plans dapat dirasakan oleh stakeholder khususnya siswa.

× How can I help you?