Santoso, Agus. 2008 Pengembangan Paket Pelatihan Pencegahan Kekerasan Lunak (Soft Violence) Siswa Sekolah Dasar Negeri Winong I, Thesis, Jurusan Bimbingan Konseling Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1). Prof. Drs. H. Rosjidan, M.A. (II) Prof. Dr. H. Sutoyo Imam Utoyo, M.Pd.

 

Kata Kunci: Pengembangan Paket, Soft violence

 

 

Kekerasan lunak (soft violence) adalah salah satu bentuk penyimpangan perilaku antisocial, yang bersifat destruktif pasif dengan tingkat agresif yang rendah. Perilaku-perilaku anak seperti itu sering dijumpai di berbagai sekolah dasar mulai dari bentuk pelanggaran terhadap perintah guru (tidak mengerjakan PR berulang kali), berbuat keributan, mengganggu teman, bertengkar, menulis/membuat tulisan dengan kata-kata jorok, mencuri, merusakkan barang temannya. Soft violence ini menjadi fenomena tersendiri pada anak-anak usia 7-12 tahun. Pada usia tersebut seorang anak berada pada satu tahapan transisi untuk dapat berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun demikian, terkadang tugas perkembangan anak mengalami hambatan seperti yang ditimbulkan dari perilaku soft violence di atas. Adapun dampak yang dimaksud di antaranya adalah: 1). Anak merasa tidak nyaman dan tidak konsentrasi pada suatu kegiatan tertentu, 2). Adanya kebohongan-kebohongan tingkah-laku yang dilakukan anak, 3). Anak terlalu dipenuhi dengan rasa ketakutan (Griffith, 2004).

Penelitian pengembangan ini dilakukan sebagai upaya alternatif pencegahan penyimpangan perilaku yang terjadi pada anak di usia pendidikan sekolah dasar. Sebagai upaya pencegahan dan perbaikan, tentunya pendidikan memerlukan sarana penunjang berupa buku paket untuk membantu anak dalam menghadapi perkembangan kepribadian dan pendidikannya pada masa depan. Paket yang tersusun dari hasil penelitian pengembangan ini yakni: panduan untuk guru dan siswa, serta materi paket. Adapun topik yang ada dalam paket pelatihan ini adalah; 1) Keributan di Kelas, 2). Berkelahi/bertengkar, 3). Berbohong, 4). Menggertak, 5). Merusak dan mencuri barang orang lain. Pelatihan ini mengikuti tahap kegiatan role-playing Shaftel dengan acuan pada kegiatan pengantar apersepsi, diskusi, dan simulasi bermain peran.  

Hasil penelitian ini adalah Paket Pelatihan Bimbingan Pencegahan Perilaku Kekerasan Lunak (soft violence) Siswa Sekolah Dasar yang memiliki kriteria akseptabilitas dan efektifitas dan berdaya guna. Analisis data yang digunakan adalah analysis tendence central dengan perhitungan prosentase dengan hasil sebagaimana berikut: a) Penilaian isian dari kelima topic; topik 1 (keributan di kelas) bernilai 76 %. topik 2 (berkelahi) bernilai 100%, topik 3 (berbohong) bernilai 95 % dan topik 4 (menggertak) bernilai 93 % dan yang terakhir topik 5 (merusak dan mencuri barang orang lain) bernilai 100%. b) Penilaian tahap diskusi I dan II, pada tahap diskusi I 14 responden, dengan skor tertinggi berarti 56 % dari jumlah keseluruhan 25 responden. Pada diskusi II, semua responden mendapatkan nilai tertinggi 100%. c) Penilaian tahap interview ada 13 responden yang mendapatkan nilai tertinggi 81 %.

Setelah melalui proses penilaian ahli bimbingan konseling dan pengguna terhadap produk pengembangan yang dihasilkan, diperoleh tiga kesimpulan sebagaimana berikut: 1) Secara umum menurut uji ahli bahwa komponen-komponen produk pengembangan ini sudah layak, baik dari aspek ketepatan, kelayakan dan kegunaan. Hasil uji ahli menunjukkan 68 % menyatakan tepat, sedangkan kelayakan menunjukkan nilai yang tertinggi 100 %. Sedangkan pada variable kegunaan menunjukkan nilai 78 % bermanfaat dan 22 % sangat bermanfaat. 2) Berdasarkan pengamatan para pengguna bahwa hasil produk pengembangan ini dapat digunakan dan diterapkan di Sekolah Dasar. Menurut mereka (para guru) bahwa tingkat akseptabilitas (respon afeksi positif siswa) menunjukkan ketertarikan siswa terhadap kegiatan pelatihan tersebut dengan nilai 86%. 3) Kesimpulan dari hasil ujicoba ahli dan pengguna terhadap produk pengembangan paket pelatihan bimbingan pencegahan kekerasan lunak (soft violence) bagi siswa SD ini memiliki kelayakan, dan daya tarik yang tinggi baik dari aspek tujuan dan rancangan kegiatan pelatihannya. Oleh karena itu, produk pengembangan ini dianggap layak dan memenuhi syarat untuk dijadikan bahan referensi dalam pelaksanaan bimbingan bagi siswa-siswi di tingkat Sekolah Dasar.