MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER THINKING SKILL) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA SMA

 

Iko Agustina Boangmanalu

Universitas Sebelas Maret, Jalan Ir. Sutami 36A Surakarta

Email: boang.iko@gmail.com

 

ABSTRAK: Salah satu problem mendasar yang sedang dihadapi pendidikan Indonesia adalah orientasi pembelajaran yang diterapkan hanya mengoptimalkan keterampilan berpikir tingkat rendah (lower order thinking skill). Peserta didik disibukkan dengan kegiatan belajar mengingat, memahami, dan mengaplikasi suatu teori, rumus, atau dalil sehingga kurang terampil menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Padahal, bangsa ini membutuhkan sumber daya manusia yang terampil berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill) sehingga memiliki kewibawaan, kemandirian, dan jati diri untuk memasuki abad ke-21 dengan era globalisasi yang penuh persaingan. Usaha yang dapat dilakukan guru untuk menghasilkan generasi yang kompetitif adalah menggalakkan kegiatan-kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Usaha ini dapat dilakukan melalui pembelajaran membaca kritis di kelas, terkhusus untuk siswa SMA. Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang menuntut pemahaman mendalam dan menyeluruh terhadap bacaan yang ditunjukkan oleh kemampuan siswa mengkritisi teks, menilai opini penulis, mengutarakan pengetahuan atau gagasannya sendiri perihal topik tersebut serta mengambil sikap setuju atau menolak. Tulisan ini akan memaparkan langkah-langkah pembelajaran membaca kritis dari Winston-Salem State University yang mencakup construct meaning (membangun makna), reflecting (merefleksi), evaluating (mengevaluasi), questioning (mempertanyakan), dan contextualizing (menyesuaikan). Pembelajaran membaca kritis dengan langkah-langkah tersebut dapat menjadi solusi meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, khususnya di tingkat SMA.

 

Kata kunci: keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran membaca kritis

× How can I help you?